Selamat Datang Di Blog Ini, Anggap Saja Blog Sendiri

Rabu, 28 Mei 2014

Resensi Novel The Alchemist (Sang Alkemis) - Paulo Coelho

Adalah seorang anak laki-laki penggembala bernama Santiago. Tujuan hidupnya adalah berkelana. Dua tahun terakhir dalam hidupnya ia habiskan bersama kawanan domba-dombanya berjalan dari suatu padang ke padang lain mencari makanan dan air. Hidupnya hanya berputar disekitar pekerjaannya sebagai penggembala dan domba-dombanya itu sendiri. Suatu ketika dia bermimpi dua kali berturut-turut seorang anak meraih tangannya dan memindahkannya ke Piramida-Piramada Mesir dan mengatakan bahwa dia akan menemukan harta karun disana. Disaat ia memutuskan untuk menepis mimpi-mimpi tersebut dan menguburkan tujuan hidupnya, ia bertemu dengan seorang lelaki tua yang mendorongnya untuk berani mengikuti suara hatinya dan mewujudkan impiannya.
Dan saat engkau menginginkan sesuatu sesuatu, seluruh jagat raya bersatu padu untuk membantumu meraihnya “, begitu ucap lelaki tua itu. Anak laki-laki penggembala tersebut akhirnya memutuskan untuk mencari harta karunnya di Piramida-Piramida Mesir. Selama perjalanannya mewujudkan impiannya tersebut, Santiago bertemu dengan Sang Alkemis yang menuntunnya belajar banyak tentang kehidupan dan melihat banyak hal yang mungkin tidak akan pernah dia ketahui jika dia memutuskan untuk tetap tinggal bersama domba-dombanya.
The Alchemist - Paulo Coelho
The Alchemist (Sang Alkemis) merupakan novel fiksi karya Paulo Coelho yang pertama kali terbit di Brazil pada tahun 1988. Novel ini merupakan karya Paulo Coelho yang paling banyak digemari pembacanya dan sudah diterjemahkan ke dalam 71 bahasa. The Alchemist (Sang Alkemis) juga termasuk ke dalam daftar buku yang penjualannya paling laris sepanjang masa versi wikipedia (http://en.wikipedia.org/wiki/List_of_best-selling_books).
The Alchemist (Sang Alkemis) berangkat dari alur cerita yang sederhana yaitu tentang seseorang yang ingin mewujudkan impiannya. Namun dibalik alur cerita sederhana tersebut terdapat tulisan-tulisan yang tidak sesederhana kelihatannya. Di dalammya terdapat pemikiran-pemikiran filosofis tentang kehidupan, cinta dan perjuangan serta istilah-istilah yang jarang digunakan dalam bahasa sehari-hari (misalnya tentang Alkemia, Jiwa Dunia, Batu Filsuf, Ramuan Kehidupan, Lempeng Zamrud) dan butuh pemikiran ekstra untuk dapat memahami kalimat dalam buku tersebut.
Ketika membaca novel ini, sekilas saya teringat akan buku The Secret karya Rondha Byrne (terbitan tahun 2006), dimana buku tersebut membahas tentang hukum tarik-menarik dan kekuatan pikiran; kurang lebih mirip dengan konsep yang terdapat di dalam novel The Alchemist (Sang Alkemis).
Novel The Alchemist (Sang Alkemis) karya Paulo Coelho secara garis besar cocok dibaca untuk anak-anak muda ataupun orang-orang yang sedang bimbang akan impian ataupun yang sedang berjuang mewujudkan impiannya. Novel ini akan memberikan suntikan semangat dan inspirasi bagi mereka yang membacanya.

Karangan Ilmiah


A.  KARANGAN ILMIAH

Karangan ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan di tulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Dapat juga diartikan sebagai tulisan yang didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu. Disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isinya dapat dipertanggung jawabkan kebenaran atau keilmiahannya. Karangan ilmiah memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
  • Objektif, keobjektifan ini menampak pada setiap fakta dan data yang diungkapkan berdasarkan kenyataan yang sebenarnya, dan tidak dimanipulasi.
  • Netral, kenetralan ini bisa terlihat pada setiap pernyataan atau penilaian bebas dari kepentingan-kepentingan tertentu baik kepentingan pribadi maupun kelompok.
  • Sistematis, uraian yang terdapat pada karya ilmiah dikatakan sistematis apabila mengikuti pola pengembangan tertentu, misalnya pola urutan, klasifikasi, kausalitas, dan sebagainya.
  • Logis, kelogisan ini bisa di lihat dari pola nalar yang digunakannya, pola nalar induktif atau deduktif.
  • Menyajikan fakta, bukan emosi atau perasaan.
  • Tidak pleonatis, maksudnya kata-kata yang digunakan tidak berlebihan alias hemat kata-katanya atau tidak berbelit-belit.
  • Menggunakan ragam bahasa formal.

B.  KARANGAN ILMIAH POPULER

Karangan ilmiah popular adalah pengetahuan ilmiah yang disajikan dengan tampilan format dan bahasa yang lebih enak di baca dan mudah dipahami, fakta yang disajikan harus tetap objektif dan dijiwai dengan kebenaran dan metode berfikir yang keilmuan. Karangan non ilmiah memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
  • Secara bahan menyajikan fakta objektif, bisa juga fiktif.
  • Secara penyajian, menggunakan bahasa yang cermat, tidak selalu formal tetapi tetap taat asas, di susun secara sistematis, tidak memuat hipotesis.
  • Sikap penulis, tidak memancing pertanyaan yang meragukan perasaan pembac agar seolah-olah mereka menghindari sendiri.
  • Simpulan, membiarkan fakta berbicara sendiri, sekalipun didahului dengan membimbing dan mendorong pembacanya untuk berpikir aplikasinya.
  • Sasaran masyarakat umum atau awam.
  • Menggunakan kata-kata sederhana, mudah didentifikasi dan dipahami.
  • Tidak memuat hipotesis.
  • Isi dan judul harus informative dan mudah di tangkap maksudnya.
  • Karangan ilmiah popular di susun seperti kerucut terbalik.
  • Menggunakan bahasa yang komunikatif.

C.  KARANGAN NON ILMIAH

Karangan non ilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari. Bersifat subjektif, tidak di dukung fakta umum, dan biasanya menggunakan gaya bahasa yang popular atau biasa di gunakan (tidak formal). Karangan non ilmiah memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
  • Emotif, kemewahan dan cinta lebih menonjol, tidak sistematis, lebih mencari keuntungan dan sedikit informasi.
  • Persuasif, penilaian fakta tanpa bukti. Bujukan untuk meyakinkan pembaca, mempengaruhi sikap cara berfikir pembaca dan cukup informative.
  • Deksriptif, pendapat pribadi, sebagian imajinatif, dan subjektif.
  • Kritik tanpa dukungan bukti.
SUMBER :
http:// girlycious09.wordpress.com/tag/cirri-ciri-karya-non-ilmiah/

METODE ILMIAH

Pengertian Metode Ilmiah


            Metode Ilmiah adalah proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuan melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam ataupun fenomena yang terjadi di lingkungan sekitar.

Tujuan Mempelajari Metode Ilmiah

            Dalam mempelajari metode ilmiah terdapat tujuan khusus yang ingin kita capai, diantaranya:
  1. Meningkatkan keterampilan dalam mengorganisasikan dan menyajikan fakta secara sistematis.
  2. Meningkatkan keterampilan dalam menulis berbagai karya tulis.
  3. Meningkatkan pengetahuan tentang mekanisme penulisan karangan ilmiah.
Sikap Ilmiah

Terdapat sikap-sikap ilmiah dalam melakukan penulisan ilmiah, berikut adalah penjelasannya:
  • Sikap ingin tahu, sikap ini terlihat pada kebiasaan bertanya tentang berbagai hal yang berkaitan dengan bidang kajiannya.
  • Sikap kritis, sikap ini terlihat pada kebiasaan mencari informasi sebanyak mungkin berkaitan dengan bidang kajiannya untuk dibanding-bandingkan kekurangan dan kelebihannya, kecocokan dan tidaknya, kebanaran dan tidaknya, dan sebagainya.
  • Sikap objektif, sikap ini terlihat pada kebiasaan menyatakan apa adanya, tanpa diikuti perasaan pribadi.
  • Sikap ingin menemukan, selalu memberikan saran-saran untuk eksperimen baru.
  • Sikap tekun, tidak bosan mengadakan penyelidikan, bersedia mengulangi eksperimen yang hasilnya meragukan, tidak akan berhenti melakukan kegiatan-kegiatan apabila belum selesai.
  • Sikap menghargai karya orang lain, sikap ini terlihat pada kebiasaan menyebutkan sumber secara jelas sekiranya pernyataan atau pendapat yang disampaikan memang berasal dari pernyataan atau pendapat orang lain.
  • Sikap terbuka, sikap ini terlihat pada kebiasaan mau mendengarkan pendapat, argumentasi, kritik, dan keterangan orang lain, walaupun pada akhirnya pendapat, argumentasi, kritik, dan keterangan orang lain tersebut tidak di terima karena tidak sepaham atau tidak sesuai.
Langkah-Langkah Penulisan Ilmiah

            Berikut adalah langkah-langkah dalam melakukan penulisan ilmiah, diantaranya adalah:

- Bagian Awal, Pada bagian ini berisi hal-hal yang berhubungan dengan penulisan. Yang terdiri dari:
  • Halaman Judul, ditulis dengan cover depan penulisan standar yang telah ditentukan oleh pihak perusahaan atau universitas masing-masing.
  • Lembar Pernyataan, merupakan halaman yang berisi pernyataan bahwa penulisan ini merupakan hasil karya sendiri bukan hasil plagiat atau penjiplakan terhadap hasil karya orang lain.
  • Lembar Pengesahan, pada lembar pengesahan ini berisi daftar komisi pembimbing, daftar nama panitia yang terdiri dari ketua, sekertaris, dan anggota, dan kepala bagian.
  • Abstraksi, berisi tentang hasil dan pembahasan secara garis besar dari penulisan, dengan maksimal penulisan satu halaman.
  • Halaman Kata Pengantar, berisi ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang ikut berperan serta dalam pelaksanaan penelitian dan penulisan.
  • Halaman Daftar Isi, berisi semua informasi secara garis besar dan di susun berdasarkan nomor urut halaman.
  • Halaman Daftar Tabel
  • Halaman Daftar Gambar, meliputi: grafik, diagram, bagan, peta, dan sebagainya.
- Bagian Tengah, yang terdiri dari:

1. Bab Pendahuluan, yang terdiri dari:
  • Latar belakang masalah, menguraikan tentang alasan dan motivasi dari penulis terhadap topic permasalahan yang bersangkutan.
  • Rumusan masalah, berisi masalah apa yang terjadi dan sekaligus merumuskan masalah dalam penelitian yang bersangkutan.
  • Batasan masalah, memberikan batasan yang jelas pada bagian mana dari persoalan atau masalah yang di kaji dan bagian mana yang tidak.
  • Tujuan penelitian, menggambarkan hasil-hasil apa yang bisa di capai dan diharapkan dari penelitian ini dengan memberikan jawaban terhadap masalah yang diteliti.
  • Metode penelitian, menjelaskan cara pelaksanaan kegiatan penelitian, mencakup cara pengumpulan data, alat yang digunakan dan cara analisa data. Jenis-jenis metode penelitian ada tiga, yaitu studi pustaka, studi lapangan, dan gabungan keduanya. Studi pustaka adalah  semua bahan diperoleh dari buku-buku atau jurnal. Sedangkan studi lapangan adalah data di ambil langsung di lokasi penelitian. Dan gabungan keduanya adalah gabungan studi pustaka dan studi lapangan.
  • Sistematika penulisan, memberikan gambaran umum dari bab ke bab isi dari penulisan ilmiah.
2. Bab Landasan Teori, menguraikan teori-teori yang menunjang penulisan/penelitian, yang bisa di perkuat dengan menunjukkan hasil penelitian sebelumnya.

3. Metode Penelitian, menjelaskan cara pengambilan dan pengolahan data dengan menggunakan alat-alat analisis yang ada.

4. Bab Analisis Data dan Pembahasan, membahas tentang keterkaitan antar faktor-faktor dari data yang di peroleh dari masalah yang diajukan kemudian menyelesaikan masalah tersebut dengan metode yang diajukan dan menganalisa proses dan hasil penyelesaian tersebut.

5.Bab Kesimpulan dan Saran, berisi jawaban dari masalah yang diajukan penulis, yang diperoleh dari penelitian. Serta saran-saran yang ditujukan kepada pihak-pihak terkait, sehubungan dengan hasil penelitian.

- Bagian Akhir, yang terdiri dari:
  • Daftar Pustaka, berisi daftar referensi, yang digunakan dalam penulisan.
  • Lampiran, penjelasan tambahan, dapat berupa uraian, gambar, perhitungan, grafik atau tabel, yang merupakan penjelasan rinci dari apa yang disajikan di bagian-bagian terkait sebelumnya.
SUMBER :

Induktif

Generalisasi


            Generalisasi adalah suatu proses penalaran yang bertolak dari sejumlah fenomena individual (khusus) menuju kesimpulan umum yang mengikat selutuh fenomena sejenis dengan fenomena individual yang diselidiki.
Contoh :
Tamara Bleszynski adalah bintang iklan, dan ia berparas cantik.
Nia Ramadhani adalah bintang iklan, dan ia berparas cantik.
Generalisasi : Semua bintang sinetro berparas cantik.
            Pernyataan “semua bintang sinetron berparas cantik” hanya memiliki kebenaran probabilitas karena belum pernah diselidiki kebenarannya. Karena contoh kesalahannya :Omas juga bintang iklan, tetapi tidak berparas cantik.

Hipotesis dan Teori

            Suatu hipotesis sifatnya spesifik dan prediktif, membahas tentang apa yang anda harapkan akan terjadi dalam penelitian anda. Sebagai contoh, sebuah penelitian untuk melihat hubungan antara kebiasaan belajar dan kecemasan mungkin memiliki hipotesis yang menyatakan, “kami memperkirakan bahwa siswa dengan kebiasaan belajar yang lebih baik tidak mengalami banyak kecemasan”. Jika sebuah studi membahas tentang eksplorasi alam, hipotesisnya harus selalu menjelaskan apa yang diharapkan terjadi selama eksperimen atau penelitian.
            Sebuah teori adalah prinsip mapan yang telah dikembangkan untuk menjelaskan beberapa aspek dari suatu pengetahuan. Sebuah teori muncul dari pengamatan dan pengujian berulang dengan menggabungkan fakta, hukum, prediksi, dan hipotesis yang diterima secara luas.
Perbedaan antara hipotesis dan teori adalah :
  • Suatu teori memprediksi peristiwa secara umum, sedangkan hipotesis membuat prediksi spesifik tentang bagian tertentu suatu keadaan.
  • Suatu teori telah diuji secara luas dan diterima secara umum, sedangkan hipotesis adalah dugaan spekulatif yang belum diuji.
Analogi

            Paragraf analogi adalah paragraf yang penalarannya dengan cara membandingkan dua hal yang banyak mengandung persamaan. Dalam membuat paragraf analogi ini kita diharuskan memikirkan 2 hal yang memiliki kesamaan. Proses berfikir ini ialah yang disebut proses berfikir induktif.
Contoh :
            Belajar dengan menggunakan buku dan kertas seperti pedang yang berkepala dua. Jika menggunakan kertas terlalu banyak dapat menyebabkan hutan gundul dan pemanasan global terjadi. Tapi apabila tidak menggunakan kertas dapat menyebabkan orang tidak dapat belajar dengan baik apalagi yang memiliki tingkat ekonomi terbatas serba salah untuk mengambil keputusan seperti saat menggunakan pedang berkepala dua yang  bisa menyerang dua arah yang berlawanan.

Hubungan Kausal

            Hubungan kausal adalah pola penyusunan paragraf dengan menggunakan fakta-fakta yang memiliki pola hubungan sebab akibat. Paragraf hubungan sebab akibat merupakan paragraf yang dimulai dengan mengemukakan fakta khusus yang menjadi sebab, dan sampai pada simpulan yang menjadi akibat.
Contoh:
Kemarau tahun ini cukup panjang. Sebelumnya pohon=pohon di utan sebagai penyerap air banyak yang ditebang. Di samping itu, irigasi di desa ini tidak lancar. Ditambah lagi dengan harga pupuk yang semakin mahal dan kurangnya pengetahuan para petani dalam menggarap lahan pertaniannya. Oleh karena itu, tidak mengherankan panen di desa ini selalu gagal.
Ada tiga pola hubungan kausalitas, yaitu sebab-akibat, akibat-sebab, dan sebab-akibat satu dan akibat dua.
  • Sebab-akibat
Penalaran ini berawal dari peristiwa yang merupakan sebab, kemudian sampai pada kesimpulan sebagai akibatnya. Polanya adalah A mengakibatkan B. hal penting yang perlu kita perhatikan dalam membuat kesimpulan pola sebab-akibat adalah kecermatan dalam menganalisis peristiwa atau faktor penyebab.
  • Akibat-sebab
Dalam pola ini kita memulai dengan peristiwa yang menjadi akibat. Peristiwa ini kemudian kita analisis untuk mencari penyebabnya. Suatu penyebab dapat menimbulkan serangkaian akibat. Akibat pertama berubah menjadi sebab yang menimbulkan akibat kedua. Demikian seterusnya hingga timbul rangkaian beberapa akibat.

Induksi Dalam Metode Eksposisi

Eksposisi adalah salah satu jenis pengembangan paragraf dalam penulisan yang dimana isinya ditulis dengan tujuan untuk menjelaskan atau memberikan pengertian dengan gaya penulisan yang singkat, akurat, dan padat. Karangan ini berisi untaian atau enjelasan tentang suatu topic dengan tujuan member informasi atau pengetahuan tambahan bagi pembaca. Untuk memperjelas uraian, dapat dilengkapi dengan grafik, gambar atau statistik. Sebagai catatan, tidak jarang eksposisi ditemukan hanya berisi untaian tentang langkah/cara/proses kerja. Eksposisi demikian lazim disebut paparn proses.
Langkah menyusun eksposisi :
  • Menentukan topic/tema
  • Menetapkan tujuan
  • Mengumpulkan data dari berbagai sumber
  • Menyusun kerangka karangan sesuai dengan topik yang dipilih
  • Mengembangkan kerangka menjadi karangan eksposisi
SUMBER :

Deduktif

Silogisme Kategorial

            Silogisme kategorial adalah silogisme yang semua proposisinya merupakan kategorial. Proposisi yang mendukung silogisme disebut dengan premis yang kemudian dapat dibedakan menjadi premis mayor (premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor (premis yang termnya menjadi subjek). Dan yang menghubungkan diantara kedua premis tersebut adalah term penengah.
Contoh :
Semua tumbuhan membutuhkan air. (Premis Mayor)
Akasia adalah tumbuhan (Premis Minor)
Akasia membutuhkan air (Konklusi).

Silogisme Hipotesis

            Silogisme hipotesis yaitu silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi conditional hipotesis. Conditional hipotesis yaitu :
  • Bila premis minornya membenarkan anteseden, simpulannya membenarkan konsekuen.
  • Bila minornya menolak anteseden, simpulannya juga menolak konsekuen.
Contoh :
My : Jika tidak ada uang manusia sangat kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Mn: Uang tidak ada.
K : Jadi manusia akan kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Silogisme Alternatif

          Silogisme alternative adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternative. Proposisi alternative yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Kesimpulannya akan menolak alternative yang lain.
Contoh :
My : Kucing berada di dalam rumah atau di luar rumah.
Mn : Kucing berada di luar rumah.
K : Jadi kucing tidak berada di dalam rumah.

Entimen

            Entimen adalah silogisme yang diperpendek. Entimen tidak perlu menyebutkan premis umum, tetapi langsung mengetengahkan simpulan dengan premis khusus yang menjadi penyebabnya. Rumus entimen adalah : C=B, karena C=A.
Contoh :
Silogisme :
PU : Pegawai yang baik tidak mau menerima suap.
PK : Irfan pegawai yang baik.
S : Irfan tidak mau menerima suap.
Entimemnya:
Handi tidak mau menerima suap, karena ia pegawai yang baik.
Penjelasannya :
C : Ali,ia
B : Tidak mau menerima suap.
C=B, karena C=A

SUMBER :

Penalaran

Pengertian


            Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Dengan kata lain penalaran dapat juga diartikan sebagai suatu proses berpikir dengan menghubung-hubungkan bukti, fakta atau petunjuk menuju suatu kesimpulan.

Proposisi

            Proposisi adalah kalimat logika yang merupakan pernyataan tentang hubungan antara dua atau beberapa hal yang dapat dinilai benar atau salah. Dengan kata lain, proposisi sebagai pernyataan yang di dalamnya manusia mengakui atau mengingkari sesuatu tentang sesuatu yang lain.
            Proposisi merupakan pernyataan tentang hubungan yang terdapat di antara subjek dan predikat. Sehingga dapat diartikan proposisi sebagai pernyataan yang lengkap dalam bentuk subjek-predikat atau term-term yang membentuk kalimat.

Inferensi dan Implikasi

            Metode Inferensi adalah mekanisme berfikir dan pola-pola penalaran yang digunakan oleh system untuk mencapai suatu kesimpulan. Metode ini akan menganalisa masalah tertentu dan selanjutnya akan mencari jawaban atau kesimpulan yang terbaik. Penalaran dimulai dengan mencocokkan kaidah-kaidah dalam basis pengetahuan dengan fakta-fakta yang ada dalam basis data.
            Sedangkan untuk metode implikasi, perhatikan pernyataan berikut ini, “Jika matahari bersinar maka udara terasa hangat”, jadi bila kita tahu bahwa matahari bersinar, kita juga tahu bahwa udara terasa hangat. Karena itu akan sama artinya jika kalimat tersebut kita tulis sebagai berikut, “bila matahari bersinar, udara terasa hangat”, “sepanjang waktu matahari bersinar, udara terasa hangat”, “matahari bersinar berimplikasi udara terasa hangat”. “matahari bersinar hanya jika udara terasa hangat”.
            Berdasarkan pernyataan diatas, maka untuk menunjukkan bahwa udara tersebut hangat adalah cukup dengan menunjukkan bahwa matahari bersinar. Sedangkan untuk menunjukkan bahwa matahari bersinar adalah perlu dengan menunjukkan udara menjadi hangat atau udara terasa hangat merupakan syarat perlu bagi matahari bersinar.

Wujud Evidensi

Dalam wujudnya yang paling rendah evidensi itu berbentuk data atau informasi. Yang dimaksud dengan data atau informasi adalah bahan keterangan yang diperoleh dari suatu sumber tertentu. Biasanya semua bahan informasi berupa statistik, dan keterangan-keterangan yang dikumpulkan atau diberikan oleh orang-orang kepada seseorang, semuanya di masukkan dalam pengertian data (apa yang diberikan) dan infromasi (bahan keterangan). Pada dasarnya semua data dan informasi harus diyakini dan diandalkan kebenarannya. Untuk itu penulis atau pembicara harus mengadakan pengujian atas data dan informasi tersebut, apakah semua bahan keteraangan itu merupakan fakta.
Fakta adalah sesuatu yang sesungguhnya terjadi, atau sesuatu yang ada secara nyata. Bila seorang mengatakan bahwa ia telah melihat kapal musuh mendarat di sebuah pantai yang sepi, itu baru merupakan informasi.
Ada kemungkinan bahwa bisa terjadi kesalahan dalam evidensi itu. Dalam hal ini pembela akan mengajukan evidensi yang lain dengan mengatakan bahwa seorang yang lain telah mencuri pisau itu dan telah mempergunakannya untuk melakukan pembunuhan. Secara diam-diam pisau itu dikembalikan dan tanpa sadar telah dipegang oleh pemiliknya itu. Fakta-fakta yang dipergunakan sama, hanya proses penalaran yang disusun berdasarkan fakta-fakta itu berlainan.

Cara Menguji Data
  • Observasi, yaitu melakukan peninjauan untuk lebih meyakinkan dirinya sendiri dengan mengadakan peninjauan atau observasi singkat untuk mengecek data atau informasi tersebut.
  • Kesaksian, yaitu meminta keterangan dari orang lain, yang telah mengalami sendiri atau menyelidiki sendiri persoalan tersebut.
  • Autoritas, yaitu meminta pendapat dari seorang ahli atau mereka yang telah menyelidiki fakta-fakta itu dengan cermat, memperhatikan semua kesaksian, menilai semua fakta dan kemudian memberikan pendapat mereka sesuai dengan keahlian mereka di bidang tersebut.
Cara Menguji Fakta
  • Konsistensi, yaitu tidak ada satu evidensi yang bertentangan atau melemahkan evidensi yang lain, maka argumentasi itu tidak akan meyakinkan pembaca atau pendengar.
  • Koherensi, fakta yang digunakan sebagai evidensi harus koheren dengan pengalaman manusia atau sesuai dengan pandangan juga sikap yang berlaku. Penulis harus meyakinkan pembaca untuk menerima fakta-fakta dan jalan pikiran yang dikemukakannya.
Cara Menilai Autoritas
  • Tidak mengandung prasangka : 
Pendapat itu disusun berdasarkan pada hasil-hasil eksperimental yang dilakukannya. Pengertian tidak mengandung prasangka juga mencakup hal lain, yaitu bahwa autoritas tidak boleh memperoleh keuntungan pribadi dari data-data eksperimentalnya. Bila faktor-faktor itu tidak mempengaruhi autoritas itu, maka pendapatnya dapat dianggap sebagai pendapat yang objektif.
  • Pengalaman dan pendidikan autoritas :
Pendidikan yang diperoleh menjadi jaminan awal dan harus dikembangkan lebih lanjut dalam kegiatan-kegiatan sebagai seorang ahli yang diperoleh melalui pendidikannya tadi. Pengalaman yang diperoleh autoritas dengan penelitian yang dilakukannya dan mempresentasikan hasil-hasil penelitian juga pendapatnya, akan lebih memperkokoh kedudukannya, dengan catatan bahwa syarat pertama diatas harus diperhatikan.
  • Kemashuran dan prestise:
Meneliti apakah pernyataan atau pendapat yang akan dikutip sebagai autoritas itu hanya sekedar bersembunyi dibalik kemashuran dan prestise pribadi dibidang lain. Sering terjadi bahwa seseoran
g yang menjadi terkenal karena prestise tertentu, dianggap berwenang pula dalam segala bidang. Selama apa yang dikatakannya hanya merupakan pendapat, maka tidak menjadi masalah. Tapi sangat menyedihkan bila pendapatnya itu dikutip dan diperlakukan sebagai suatu autoritas, tanpa mengadakan penelitian sampai dimana kebenaran pendapat itu dan dasar-dasar mana yang dipakai dan diandalkan untuk menyusun pendapat tersebut.
  • Koherensi dengan kemajuan :
Pendapat yang diberikan autoritas itu sejalan dengan perkembangan dan kemajuan jaman, atau koheren dengan pendapat atau sikap terakhir dalam bidang tersebut. Untuk memperlihatkan bahwa penulis sungguh-sungguh siap dengan persoalan yang tengah diargumentasikan, maka sebaiknya seluruh argumentasi itu jangan didasarkan hanya pada satu autoritas. Dengan bersandar pada satu autoritas saja, maka hal itu memperlihatkan bahwa penulis kurang menyiapkan diri.

SUMBER :
http://id.m.wikipedia.org/wiki/Penalaran
http://hadi27.wordpress.com/penalaran-dalam-penulisan-karya-ilmiah/
http://andini-andhini.blogspot.com/2013/04/pengertian-penalaran-dan-proposisi.htm